Alhamdulillah... Resensi Diterima. ^^

Berawal dari penawaran Bu Hamidah selaku guru bahasa indonesia di sekolah ana tentang keikutsertaan ana sama itu lomba resensi buku Denny JA "Atas nama cinta"(liat posting blog tanggal 11 Mei). Ana akhirnya ikut, ya karena juga mau nguji mental untuk yang kesekian kalinya -_-
Awalnya ana memang malas, karena yaa gitu, ana masih belum pede sama tulisan ana sendiri.ckck payah ya, ini mah namanya menyerah sebelum berperang. Tapi akhirnya ana coba dan akhirnya jadilah dua setengah halaman A4 yang ana ketik sesuai dengan ketentuan tertulis dari peraturan lomba itu. Ya meskipun itu masih lumayan jauh sih sama ketentuan maksimal halaman resensinya(2-4 halaman). yang pasti ana udah coba nulis dan berusaha semampu ana. Hari pengumuman pemenang yang rencana dilaksanakan tanggal 20 Mei ditunda, jadinya tanggal 3 Juni kemarin. Agak pesimis juga sih, karena ternyata Ida temen ana satu sekolah yang juga ikut lomba ini buat resensi sebanyak 4 halaman, ckckck waduh ana jadi hopeless dah.
Tibalah hari pengumuman yang bertempat di Mutiara Carita Cottage Labuan-Banten. Toeeew ane kaget, ternyata yang ikut itu lomba ada 100 lebih anak smp dan sma di wilayah Banten, meskipun kebanyakan dari daerah Pandeglang dan Labuan sih. Tetep aja cukup buat ana spot jantung(gak deh, becanda doang hihi^^) akhirnya acara dimulai. Diawali sama sambutan-sambutan yang berjalan sampai sekitar jam 10-an, dilanjutkan dengan bedah buku yang berjalan sampai dengan pukul 12.30. Setelah itu ada ishoma. Selesai ishoma, ada acara menonton bersama film dari puisi Romi dan Juli dari Cikeusik. dan teretetettet tibalah waktu pengumuman. Ana sama Ida udah sama-sama cemas, kalau Bu Tia ya,, asik-asik aja deh. Nama Juara harapan 3 sudah diketahui, dan itu bukan kami berdua. Harapan 2 jua, kami pun bukan. tibalah Harapan ke 1.... betapa kagetnya ana, nama ana yang barusan disebutkan...Subhanallah, Alhamdulillah. Pada perlombaan ke-sekian kali yang ana ikuti, akhirnya ana untuk pertama kalinya bisa mengharumkan nama baik sekolah ana.^^





Senang? tentunya. .alhamdulillah..hihi selain dapat plakat dan sertifikat, juga ada hadiah untuk uang pembinaan. yah lumayan untuk ditabung buat persiapan kuliah nanti. insyaAllah. oh iya, ini dia resensi buku ätas nama cinta" buah karya ana... selamat membaca...^_^

Hakikat Cinta dalam Tempurung Diskriminasi

Judul : Atas Nama Cinta – Sebuah Puisi Esai
Pengarang : Denny JA
Penerbit : ReneBook
Warna Sampul : Merah Maroon
Tebal :216 hlm.; 21x18,5 cm
(Cetakan 1: April 2012)

Eksistensi puisi menjadi hal yang sudah banyak diperbincangkan di kalangan masyarakat, khususnya di kalangan pecinta puisi itu sendiri. Pembaharuan tak henti-hentinya dilakukan dalam mamajukan sastra Indonesia. Pembaharuan ini menimbulkan pertanyaan tentang seberapa besar isi puisi itu terasa hidup, bukan hanya dalam imajinasi tapi juga dalam kehidupan sosial masyarakat. Pecinta sajak menjadi pembaca setia karya sastra khususnya karya sastra dalam bentuk puisi.
Telah banyak bentuk puisi yang menggunakan bahasa bersifat sangat berlebihan juga sewenang-wenang dan tidak sesuai dengan kondisi sosial dalam masyarakat luas. Hal tersebut menjadi doktrin atau pencitraan terhadap kondisi dalam masyarakat tertentu yang sebenarnya hanyalah imajinasi dari seorang sastrawan. Di satu sisi, tidak sedikit pula sastrawan yang menciptakan buah karyanya berdasarkan fakta yang berlaku dalam kehidupan sosial. Namun kerapkali unsur emosi tak dapat disembunyikan dalam bahasa puisi yang bersumber dari kehidupan masyarakat tersebut. Hal yang demikian menciptakan kejenuhan dari banyak pihak termasuk para pembaca setia sastra. Di saat seperti ini sangat diperlukan puisi yang seolah-olah dapat berbicara dan tidak terlalu berangan-angan sehingga menjadi sesuatu yang langka dan berharga untuk dibaca.
Di tengah kejenuhan sastra tersebut lahirlah sebuah inovasi dalam bentuk puisi yang menggabungkan kedua poin penting tersebut. Dengan sebutan sebagai puisi esai, Atas Nama Cinta mendapatkan sorotan dan perhatian khusus dari kalangan penyair yang sudah melegenda, seperti Sapardi Djoko Damono, serta Sutardji Calzoum Bachri. Dengan bertemakan “Cinta” yang disatukan dengan “Diskriminasi” juga “Perlawanan”, Denny JA yang merupakan seorang penulis, aktivis dan peneliti ini telah dapat menggabungkan unsur esai ke dalam bentuk puisi, sehingga tersampaikanlah sisi batin serta argumennya sebagai seorang pengamat sebuah konflik atau masalah sosial.
Dalam buku puisi-esai ini, diceritakan lima buah puisi yang memiliki kesamaan karena masing-masing puisi menceritakan tentang para korban isu diskriminasi. Selain itu, para korban dari isu diskriminasi tersebut juga selalu diperlihatkan berjuang, tak penting apakah ia menang atau kalah. Dalam sebuah kehidupan sosial masyarakat, bukanlah suatu akhir dari sebuah perjalanan atau perjuangan hidup yang menjadi inspirasi dalam perputaran kehidupan selanjutnya, melainkan nilai dari proses perlawanan itu sendiri.
“Fang Yin, kau anak Indonesia sejati
Jangan pindah menjadi warga lain negeri.”(halaman.44)
Cuplikan salah satu puisi-esai tersebut telah menggambarkan perlawanan yang dilakukan oleh Fang Yin dalam puisi-esai “Sapu Tangan Fang Yin” yang tidak ingin kembali ke Indonesia meskipun telah sangat merindu pada negerinya itu. Kisah perjalanan jatuh cinta pada Indonesia setelah sebelumnya melalui berbagai derita. Kisah yang mengungkapkan bahwa setiap orang tidak mustahil bangkit kembali dari keterpurukan yang kemudian berubah menjadi mencintai yang dibenci karena telah menguasai diri dengan keikhlasan.
“Mampus kau hati yang ragu
Hidupku tertawan kembali oleh topeng
Topeng lagi, topeng lagi…”(halaman.138)
Berbeda dengan cuplikan puisi sebelumnya, cuplikan puisi-esai di atas lebih menggambarkan ketidakmampuan untuk melawan takdir yang telah ditentukan Tuhan atas dirinya. Jati diri yang sebenarnya dimiliki oleh Amir dalam puisi-esai “Cinta Terlarang Batman dan Robin” tetap tak mampu ia ungkapkan hingga ia menyesal terhadap kehidupan selanjutnya setelah semuanya terjadi. Namun di akhir puisi-esai ini tetap diceritakan keputusan yang diambil pada akhirnya, entah itu menang ataupun kalah.
Selain kedua puisi-esai tersebut, di paparkan juga 3 puisi-esai lainnya yang tetap bertemakan “Isu Diskriminasi”, antara lain “Romi dan Yuli dari Cikeusik”, “Minah Tetap Dipancung”, serta “Bunga Kering Perpisahan”. Puisi-Esai ini telah mengangkat isu-isu yang sepanjang pengetahuan pembaca pada umumnya, belum pernah diungkapkan dalam puisi yang selama ini kita kenal, seperti isu tentang aliran tertentu, TKW, perbedaan agama, serta serta peristiwa sosial lain dalam bentuk sajak-sajak panjang lengkap dengan disertai catatan kaki. Penyertaan catatan kaki dari setiap puisi menjadikan pembaca bukan hanya menikmati setiap kisah yang diuraikan oleh lirik puisi, tetapi juga membuat pembaca memahami akan fakta serta “isu sosial” yang ada.
Penulisan dalam puisi-essay ini terkesan tidak tergesa-gesa, sehingga menjadikannya sajak yang panjang. Sepadanan larik pun telah diperhitungkan sedemikian rupa sehingga mendapatkan suatu kesan puitik. Dalam karya sastra ini juga tidak terlalu mengedepankan banyak metafora dari kata-kata yang digunakan. Karena memang terkadang metafora menjadikan suatu puisi hanya menjadi kumpulan kata-kata yang tidak dapat dimengerti makna sebenarnya dibuat puisi tersebut. Dan mungkin bahkan tidak diperlukan metafora dalam puisi-esai ini, karena memang rasa pada sajak-sajak ini adalah diarahkan sebagai perenungan yang tenang serta pertimbangan pikiran sebagaimana esai.
Pemaparan tentang perjuangan atas perlawanan diskriminasi dalam kehidupan sosial memiliki nilai tersendiri terhadap buku ini. Selain itu, penyelesaian dalam suatu kisah puisi-esai ini menjadi pembelajaran yang sangat mahal bagi para pembaca. Berbagai kisah dari suka hingga duka dapat tersampaikan dengan sangat hidup oleh penulis, entah itu berakhir menang ataupun kalah. Serta adanya catatan kaki semakin membuat nyata kisah puisi-esai buku ini. Hal itu meninggalkan kesan yang mendalam di ingatan pembaca. Namun, cover atau gambar burung merpati pada sampul buku ini dirasa kurang sesuai dengan tema diskriminasi yang ditonjolkan dalam puisi-esai. Meskipun dengan menyertakan tema cinta juga, tetapi gambar yang diperlihatkan pada sampul buku dirasa tidak mencakup tema keseluruhan yang diusung. Dengan mengambil jenis puisi-esai, buku ini sangat berharga untuk dijadikan referensi dalam membuat karya sastra lainnya oleh sastrawan, serta menjadi buku bacaan yang menginspirasi para pembaca, khususnya pecinta puisi itu sendiri.


Nama : Khaulah Naqiyyah Farhana
Sekolah : SMAN CMBBS Jl. Raya Pandeglang-Labuan Km.3 Kuranten, Pendeglang, Banten. PO Box61/Pandeglang 42201

0 komentar:

Posting Komentar