Cerita mabit kita di AlAdzom, ...dulu

Waktu itu pukul lima kurang sedikit, aku kurang ingat waktu tepatnya… saat itu aku putuskan untuk membaca AlQur’an sembari menunggu maghrib untuk berbuka puasa bersama dengan semua siswa di makjid atau maktabah jadiid yang untuk sementara waktu kami jadikan sebagai tempat bernaungnya ibadah para siswa. Targetku harus tercapai di ramadhan kali ini, itu tekad yang aku putuskan sewaktu mengawali ramadhan tahun ini. Tak terasa halaman demi halaman aku baca dan akhirnya aku hanyut dengan kesibukanku membaca kitab itu. Namun sewaktu aku membaca di pertengahan suatu surah, tiba-tiba aku teringat kembali kisah sewaktu aku mengalami masa-masa kecilku, namun yang terlintas hanyalah cerita tentang kegiatan mabit yang kuikuti di masjid raya AlAdzom… waktu datang ke masjid itu aku masih duduk di madrasah ibtidaiyah atau setingkat sekolah dasar. Aku datang tidak sendiri, bersama dengan ummi, kedua adik lelakiku, temanku, adik perempuan temanku, serta umminya. Masih kuingat pakaian yang dipakai aku, temanku, serta adik perempuanku adalah baju gamis yang memiliki pola yang sama karena memang kami memesan baru gamis ini bersama-sama di teman ummi yang memang menerima pesanan jahitan. Waktu kami datang tiba-tiba ada seorang akhwat yang mengatakan seperti ini “subhanallah ada anak kembar….” Mungkin ia takjub dan mengira bahwa kami adalah anak kembar, padahal kami hanya mengenakan baju gamis yang sama. Akhirnya kami yang polos waktu itu hanya bisa senyum-senyum dan tertawa senang tanda kami bahagia disebut anak kembar. Memang sebenarnya kami itu nyaris seperti anak kembar, bahkan tanggal lahir kami kamipun sangat berdekatan yaitu hanya bertaut 2 hari pada bulan dan tahun yang sama. Dan satu yang membedakan kami adalah ia merupakan seorang kakak kelas satu tingkat di atasku. Aku sangat dekat sekali dengannya, kami seperti memiliki suatu telepati yang membuat kami kian hari semakin dekat. Sebenarnya acara mabit kali itu juga disertai dengan ruq’yah yang dipimpin oleh seorang ustadz, aku lupa waktu itu siapa nama ustadznya. Pada sore menjelang maghrib, aku bertemu dengan teman kelasku yang bernama Haikal, dari isya kami menghabiskan waktu bersama dengan bermain main di sekitar masjid bagian luar juga dengan kedua adikku dan adik perempuan Lulu, nama temanku itu. Namun kami sangat kaget saat mendengar suara banyak orang yang berbondong-bondong berusaha memasuki pintu masjid yang terasa tak muat menanggung banyak orang itu.
Astaghfirullah, ternyata ada yang bereaksi sesaat setelah seorang ustadzah membacakan beberapa ayat. Kami ketakutan saat itu karena memang dulu kami memandang itu adalah suatu hal yang menyeramkan dan menegangkan. Setelah kami semua bisa menenangkan orang yang bereaksi itu kamipun mengerti sedikitnya tentang ruq’yah dan yang menyebabkannya. Ternyata faktor pikiran dan mentallah yang paling berpengaruh dalam masalah ini. Ya, memang, karena ini akan sangat berkaitan dengan diri seseorang. Jadi pada waktu itu aku menyimpulkan bahwa aku harus menjadi seseorang yang memiliki ketahanan iman dan mental yang kuat sehingga tidak mudah terjerumus ke dalam lubang keterpurukan dalam hidupku, khususnya dalam agamaku. Hmm,, hanya sekali kami mengikuti mabit yang disertai dengan ruq’yah di sana. Untuk mabit yang selanjutnya tidak pernah mengikuti yang ada ruq’yahnya, dan lagi sepertinya memang belum pernah lagi diadakan. Hmm, tapi aku teringat mabit yang lain. Ini sepertinya bukan mabit, hanya seperti pertemuan biasa antar ummat islam untuk menjalin silaturrahmi. Namun kali ini aku bertemu dengan temanku yang lain yaitu Ja’far ,tapi diawali bertemu dengan kakak lelakinya yang bernama ka Faqih serta adik perempuannya yang bernama Wafa. Lalu aku bertemu juga dengan Haikal lagi, dan juga dengan teman kelasku Azimah. Kami menghabiskan waktu itu dengan perasaan yang sungguh sangat senang.. waktu itu mungkin aku adalah anak kecil yang sangat polos yang bila bertemu dengan temanku yang lain pasti kami akan melakukan suatu permainan yang sangat menyenangkan.. teman, aku rindu waktu itu… waktu kita berkumpul bersama, …dulu.


23.00 wib
Pandeglang, 080811
Maja

0 komentar:

Posting Komentar